Ga
tau mau nulis apa soal KF, takut juga mau nulis. Takut nanti kepalaku digetok
Kakangmas Mimin idolaku yang gantengnya ngalahin zayn malik ( yang ini fitnah ),
kalau sampai dia nemu typo dan salah preposisi lagi dalam tulisanku.
3
hari di jogja, ilmu nambah engga... berat badan iya ( begitu nanti komentar yang
akan dia berikan padaku tatkala dia membaca tulisanku yang masih ga jelas
EYDnya ini)
Tapi...
demi jabatanku sebagai alumni dan demi kampus tercincahku. Aku singsingkan
lengan baju.. rawe rawe rantas... malang
malang putung. Biarlah kepalaku di getok dan aku di hina. Akan tetap aku lahirkan
tulisan ini, bersama suara Adzan dzuhur yang mengiringi dan geliat cacing
didalam perut yang berebut potongan buah berjudul makan siang ala Shakira ku.
Berawal
dari kepoin akun @kampusfiksi akhirnya aku yang bercita cita sebagai the next
JK.Rowling ini pun berteriak kegirangan tatkala membaca pengumuman dibukanya
kembali seleksi peserta kampus fiksi untuk 2015.
Tapi.... pas lihat syaratnya... eng...
ing... eng.. ( gaya @triomacan2000 )
Duuuuuhhh kakanda prabu... syaratnya
nulis cerpen.
Dan
aku sulit nulis cerpen, sangat sulit, sesulit mau ‘itu’ kalau lagi sembelit. Menciptakan
konflik, merakit dan membuat ending, hanya dalam 8 LEMBAR HALAMAN itu sulit.
Putar otak, mikir-mikir...
Kepoin
akun yang banyak nulis cerpen, malah makin galau. Kepoin tantangan minggu dan
baca-baca cerpen writers yang ikut tantangan minggu. Makin galau lagi...
tulisan mereka ketjeh badai. Da aku mah apa atuh, dibandingkan dengan
mereka-mereka ber jam terbang tinggi ini.
Apalagi
setelah kirim cerpen ikut tantangan minggu dan mendapat komentar dari kakanda
mimin yang menusuk jantung mengiris iris ulu hatiku. Rasanya makin hopeless.
Galau.... ikut.. engga.... ikut....
engga....
Suatu
siang yang panas di awal bulan Februari. Temen satu kantorku Inez cerita soal
temennya yang lain ketika temennya yang lain itu sedang menceritakan temannya
yang lain juga. ( boros ya? Biarin... biar lucu )
Mendengar
kisah temannya teman inez yang mengharu biru itu. Tiba-tiba terciptalah adegan
dalam otakku. Sesi menulis dalam kepala pun di mulai. Inez masih bersemangat
bercerita, dia tidak menyadari temannya yang freak ini hanya berpura-pura
mendengarkan ( maafkan aku ya Nez... sumpah aku sengaja!)
Alhasil
lahirlah cerpen, yang penuh dengan tetesan darah perjuanganku. Masih no
confident, aku mencari-cari di tumpukan contact person. Siapa yang bisa aku
todong untuk jadi proofreader.
Teringatlah aku padanya, pada sepupuku yang hobi
nyanyi Saranghaeyo dan mantengin Siwon sambil mewek-mewek karena tahu Go-Minam di cuekin sama Hwang Tae Kyung.
Tanti ( si cantik yang
pesonanya ngalahin Fatin pas belum TENAR ), dengan sadisnya dia bilang...
“Koq aneh mbak?”
Aduh gusti... Master Pieceku di bilang aneh.
Aku
baca-baca lagi, memang aneh sih... tapi anehnya dimana? Entahlah... hanya aneh. Aku
otak atik lagi, kasih Tanti lagi. Dia bilang....
“Nah ini lumayan.”
Hmmm... gimana
bisa lulus seleksi kalau cuma lumayan. Akhirnya cari proof read kedua. Inez
yang jadi korbanku.
“Teh ini kayaknya harus dibikin lebih
ada drama dikit deh?”
Aku
mengangguk-angguk macam mainan yang nempel di dashboard mobil cowok perlente, berkaca mata hitam yang di belakang
mobil Avanz*-nya berderet karikatur keluarga dia. Ayah, Ummi, Mama, Bunda, Kiara,
Kian, Kinanti( istrinya 3... di pajang semua. HEBAT !!!!)
Oke abaikan...
Setelah
otak-atik (((LAGI))), Lahirlah dia, dengan komentar.
“Nah, ini oke!”
Dari
dua proofread tercincahku.
Aku
ketikkan kampusfiksi.divapress@gmail.com
di kolom TO: pada email, setelah itu aku attach pdf file cerpen. Tak lupa aku
panjatkan doa kepada Tuhan yang maha kuasa. Wahai engkau pemilik jalan hidupku,
jika takdir meraih mimpiku ada disini. Tolong lancarkan usahaku ini ( yang ini di dramatisasi – abaikan lagi- )
Nunggu lagi....
Dan nunggu lagi...
Trus nunggu lagi...
Aku to be continue-in ah.... biar blognya banyak yang baca. *Smirky*
No comments:
Post a Comment