Translate

Wednesday, April 8, 2015

Setengah Hati

Apa yang sudah diciptakan untukmu, tidak akan jatuh melainkan kehadapanmu. 

Kata-kata ini menyesatkan, terutama untuk para pencari cinta, yang tulang rusuknya sedang tersesat di hati orang lain sepertiku. Mencoba bertahan pada seutas tali tipis yang bahkan bisa putus hanya karena hembusan angin kecil.

***
Tinggal 1 bola lagi, tanganku sudah mulai berkeringat dingin, tatapanku teralih dari dia pada cue ball yang dia sodok kearah bola kuning bertuliskan angka 9, yang sekarang melesat menuju pocket di sudut meja.

“C’mon !” seruku

Bola itu menabrak ban, berputar sebentar dan meluncur sempurna kedalam pocket. Aku sudah hampir berteriak kegirangan, sebelum aku melihat cue ball ikut meluncur ke pocket lain di sisi kanan meja.

Kalah lagi.

Bahunya nampak luruh, saat dia mendekatiku. 

“Susah ya, car?” 

“Lumayan, dia safety shot mulu. Jadi susah ngambilnya.”keluhnya. 

“Tidak apa-apa, masih bisa nyoba 1 pool lagi.” ujarku berusaha menyemangati.

“Yah, 1 pool. Tapi handicap 5 lagi, lawannya.”

“Mudah-mudahan ga sesulit yang ini.”

“Amin ! Corona dong.” 

Tidak butuh hitungan menit, sampai botol corona dingin tersaji didepannya. Lengkap dengan irisan tipis lemon.

Aku mengulurkan tangan, menyentuh punggungnya, mencoba mengalirkan semangat padanya melalui sentuhan kecilku. Dia mengalihkan pandangannya padaku, memberiku sekilas senyum tipis, sebelum kembali pada corona dan rokoknya.

“Tethering dong, Ta. Bolt aku ga ada sinyal.”

“Hp aku di bawah meja, nyalain sendiri aja.”

Dia menunduk, meraih handphoneku. Mengutak utiknya sebentar. 

Hpnya berdering, tetheringnya pasti sudah tersambung. Aku melirik sekilas, membaca pesan yang masuk ke handphonenya.

My Dear : Iya sayaaaanggg sukses yaaaa.

Senyum lebarnya saat membaca pesan itu, membuat hatiku laksana diiris menggunakan pisau berkarat. Aku yang berdiri disampingnya, melewatkan waktu tidurku, menemani dia dan menyemangatinya. Tapi  kehadiranku dikalahkan oleh satu pesan singkat.

Miris...

Aku menghela napas, membuang kesal yang menggelayuti hatiku. Mengucek ucek mataku yang terasa panas.

“Ngantuk ya, Ta?”tanyanya khawatir.

Aku menyandarkan kepalaku dibahunya, “Iya, tapi ga apa –apa , besok bisa tidur di kantor.”

Mataku terpejam, terbayang tumpukan kertas dan 3 jadwal meeting yang harus aku datangi besok. 

Satu kebohongan yang lain lagi. Untuk membuat dia nyaman.


**** 

1. Cue Ball : Bola utama yang dipakai dalam billiard, biasanya bola putih.
2. Pocket : Hole atau lobang tempat kita memasukkan bola billiard ( ada 6 sisi disetiap meja )
3. Ban : List samping meja billiard.
4. Safety Shot : Tekhnik bertahan dengan meletakkan bola didepan bola objek lawan. Agar lawan 
tidak bisa dengan mudah memasukkan bola objeknya.
5. Handicap : Tingkatan level dalam billiard Pemula, Pro di bagi handicap 1 - 9.
6. Corona : Merk minuman.
 

*** 


Karena dipaksa mimin cerita, maka ini ceritaku tentang dia.

Laki – laki pertama, yang membuatku harus berusaha sampai sekeras ini. Belajar mengerti billiard, saat aku sama sekali tidak tahu olah raga macam apa itu, hanya karena aku ingin mengimbangi percakapannya.

Orang yang membuatku sanggup berkata “Tidak apa-apa, aku baik – baik saja" Meski kenyataannya, semua hal terasa sangat sulit. And i’m near to giving up.

Hatinya yang terbagi, cintanya yang tidak 100% untukku. Mungkin bisa jadi alasan yang sempurna untuk meninggalkan dia. Dan menjajaki cinta yang lain.

Tidak sangat tampan, tidak juga kaya, bukan yang terbaik dan bukan pula yang paling romantis.

Tanyakan kenapa aku bertahan ? entahlah...

Mungkin karena dialah satu-satunya, yang bisa membuat hatiku berdebar-debar setiap kali aku ada didekatnya.

Jodoh ada ditanganNYA, apa yang aku khawatirkan soal kami? 

Tugasku, hanya mencintai dengan cara yang benar. Kalau caraku sudah benar, dan aku tidak juga bisa mencapai hatinya.

Aku tidak akan menyesal. Setidaknya aku pernah berusaha.

Wanita mencintai laki – laki yang menyakitinya.
Dan laki laki menyakiti wanita yang mencintainya.
Pada dasarnya selalu seperti itu.



#FiksiBuatPacarku


No comments: