Translate

Saturday, February 14, 2015

1Lembar20Ribuan

Untuk, Mas  - Mas tukang cuci steam.

Aku memperhatikanmu, sejak kamu menyentuh si putih kesayanganku. Menyemprotkan selang dan menggosok sisa lumpur yang membuatnya sudah tidak lagi berwarna.

Wajahmu yang ceria dan kerianganmu, membuatku yang semula menarik 10 ribuan dari kantong, menggantinya dengan 20 ribuan lusuh.

Aku mencari, dan tidak ada 20 ribuan lain. Ah biarlah... lusuhpun, masih tetap uang.

"Sebentar, saya ambil kembalian dulu, Mbak."
"Ga usah mas, ambil aja kembaliannya"

Aku tercekat, bukan karena melihat cincin emas melingkari jari manis mu. Tapi karena aku mendapati binar bahagia, seakan aku memberimu sesuatu yang sangat berharga.

Dengan buru buru kutarik motorku ke jalan, pura pura sibuk menstarter sambil menunduk.

Ah... air mataku jatuh, sensitif sekali aku ini....

Membandingkan diriku yang pagi tadi begitu kesal, memandang 8 lembar 50ribuan. Sisa uangku minggu ini. Memikirkan jumlah segitu yang amat sangat kurang, untuk membeli buku incaranku minggu lalu, dan untuk membayar secangkir kopi ku nanti di coffeeshop.

Dengan dirimu yang begitu bahagia, hanya karena 20 ribuan... lusuh.

Lihatlah... betapa lucunya cara Tuhan menegurku.

Lucunya caraku di permalukan, oleh rasa tidak bersyukurku.

Allah, terima kasih ! Sungguh, Engkau sayang sekali padaku.

Mas mas tukang cuci steam, terima kasih atas pelajaran yang begitu berharga.

Kaya atau miskin, kurang atau lebih.
Hanya bagaimana cara kita memandang kehidupan.
Aku belajar satu hal itu, siang ini.

#30HariMenulisSuratCinta #Days17

No comments: