Dingin hari ini, adzan subuh sudah berkumandang.
Tapi aku masih enggan beranjak dari kasur.
Bantal dan pulau pulau yang ku ciptakan di atasnya
ini, rasanya terlalu nyaman.
Selimut tipis beradu kuat dengan hembusan kipas
angin.
Membuatku menekuk kaki makin rapat, Mencari sedikit
kehangatan.
5 menit lagi... aku akan bangun, mandi lalu sholat...
Aku janji... 5 menit lagi saja.
Tapi setelah 5 menit kemudian, dan 5 menit yang lain
nya lagi.
Gumpalan kapas ini masih enggan melepasku... Bukan salahku
kan ?
Aku sudah hendak bangun... tapi aku di cengkeram.
Apalagi saat dia datang... Tetes
yang makin lama makin deras
Laksana lulaby mengalun lembut menenangkan
Kenikmatan yang tidak akan bisa aku tolak.
Masa bodoh dengan perut yang tidak flat.
Aku akan membayar rasa malasku dengan jogging petang
nanti.
Impas kan...
Jadi... Biarkan aku tidur beberapa menit lagi saja.
Menyambung mimpi pelukan dengan Adam Levine yang
tadi tertunda.
Lalu BRANG...
BRANG.... BRANG....
Suara itu membuatku hampir melompat dari kasur.
Ku pikir ada Densus 88 yang menangkap teroris di
sekitar rumahku.
Dengan malas aku menarik tirai jendela.
Dan di sanalah kamu... Rinai Hujan yang tadi hampir
melelapkan tidurku.
Beradu nyaring dengan Kaleng bekas khong guan di
depan Pintu.
Aku menghela nafas kecewa... memandang ke atap
kamarku
Tuhan.... Ini aku bangun... Terima kasih... sudah mengirimkan
Alarm ini.
Sungguh Engkau baik sekali....
Tapi kalau boleh minta.... besok besok Alarm nya
kalo aku udah di peluk Adam Levine saja ya.
Karena ini kentang banget... ): )’:
#30HariMenulisSuratCinta #Days2nd
No comments:
Post a Comment